Orang yang mantap secara
rohani seperti itu segera menginsafi Brahman Yang Paling Utama dan menjadi
riang sepenuhnya. Ia tidak pernah menyesal atau ingin mendapatkan sesuatu. Ia
bersikap yang sama terhadap setiap makhluk hidup. Dalam keadaan itulah ia
mencapai bhakti yang murni kepada-Ku.
PENJELASAN:
Tercapainya
tingkat brahma-bhuta, atau
menunggal dengan Yang Mutlak adalah kata terakhir bagi orang yang tidak
mengakui bentuk pribadi Tuhan. Tetapi orang yang mengakui bentuk pribadi Tuhan,
atau penyembah yang murni, masih harus lebih maju lebih tinggi lagi, untuk
menekuni bhakti yang
murni. Ini berarti bahwa orang yang menekuni bhakti yang murni kepada Tuhan Yang Maha Esa sudah
berada pada tingkat pembebasan, yang disebut brahma-bhuta, atau persatuan dengan Yang Mutlak. Seseorang
tidak dapat mengabdikan diri kepada Yang Mahakuasa, Yang Mutlak tanpa bersatu
dengan Yang Mutlak. Dalam paham mutlak tidak ada perbedaan antara yang
mengabdikan diri dan diabdi; namun perbedaan itu tetap ada, dalam pengertian
rohani yang lebih tinggi. Dalam paham kehidupan material, bila seseorang
bekerja demi kepuasan indria-indria, ada kesengsaraan, tetapi di dunia mutlak,
bila seseorang menekuni bhakti
yang
murni, tidak ada kesengsaraan. Tidak ada sesuatu yang disesalkan atau
diinginkan oleh seorang penyembah. Oleh karena Tuhan Yang Maha Esa sempurna,
makhluk hidup yang menekuni bhakti kepada Tuhan, juga menjadi sempurna dalam
dirinya. Ia seperti sungai yang sudah dijernihkan sehingga segala air yang
kotor hilang. Oleh karena penyembah yang murni tidak memikirkan sesuatu selain
Tuhan Yang Maha Esa, sewajarnya ia selalu riang. Ia tidak menyesalkan
kerugian-kerugian material apapun atau bercita-cita memperoleh keuntungan, sebab
penuh dalam pengabdian kepada Tuhan. Ia tidak menginginkan kenikmatan material
sebab ia mengetahui bahwa setiap makhluk hidup adalah bagian percikan dari
Tuhan Yang Maha Esa yang mempunyai sifat yang sama seperti Tuhan, dan karena
itu makhluk hidup adalah hamba untuk selamanya. Di dunia material ia tidak
melihat seseorang lebih tinggi atau orang lain lebih rendah. Kedudukan lebih
tinggi dan lebih rendah bersifat lahiriah, dan seorang penyembah tidak ada
hubungan dengan muncul maupun menghilangnya hal-hal yang bersifat lahiriah.
Bagi penyembah itu, batu dan emas mempunyai nilai yang sama. Inilah tingkat brahma-bhuta, dan tingkat ini dicapai dengan mudah
sekali oleh seorang penyembah yang murni. Pada tingkat kehidupan itu, gagasan
menunggal dengan Brahman Yang Paling Utama
dan meniadakan individualitas pribadi adalah seperti masuk neraka, sedangkan
gagasan mencapai kerajaan surga menjadi angan-angan, dan indria-indria bagaikan
gigi ular yang telah patah. Kita tidak perlu takut terhadap ular yang tanpa
gigi, demikian pula indria-indria tidak perlu ditakuti jika telah dikendalikan
dengan sendirinya. Dunia ini sengsara bagi orang yang mengidap penyakit
material, tetapi bagi seorang penyembah seluruh dunia sebaik Vaikuntha, atau angkasa rohani. Kepribadian
tertinggi di alam semesta material ini tidak lebih penting daripada seekor
semut bagi seorang penyembah. Tingkatan itu dapat dicapai atas karunia Sri Caitanya, yang mengajarkan bhakti yang
murni pada jaman ini.