Arjuna
berkata: Krsna yang hamba cintai, o Yang tidak pernah gagal, khayalan hamba
sekarang sudah hilang. Hamba sudah memperoleh kembali ingatan hamba atas karunia-Mu.
Hamba sekarang teguh, bebas dari keragu-raguan dan bersedia bertindak menurut
perintah Anda.
PENJELASAN:
Kedudukan dasar makhluk hidup, yang diwakili oleh
Arjuna, ialah bahwa ia harus bertindak menurut perintah Tuhan Yang Maha Esa. Ia
dimaksudkan untuk mendisiplinkan dirinya sendiri. Sri Caitanya Mahaprabhu menyatakan bahwa kedudukan sejati makhluk
hidup ialah sebagai hamba Tuhan Yang Maha Esa yang kekal. Bila makhluk hidup
melupakan prinsip tersebut, ia diikat oleh alam material, tetapi dalam
mengabdikan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dia menjadi hamba Tuhan yang sudah dibebaskan.
Kedudukan dasar makhluk hidup ialah sebagai hamba; ia harus melayani maya yang menyebabkan khayalan atau
melayani Tuhan Yang Maha Esa. Kalau dia mengabdikan diri kepada Tuhan Yang Maha
Esa, ia berada dalam kedudukan yang normal, tetapi kalau dia lebih suka
melayani tenaga luar yang mengkhayalkan, maka ia pasti akan berada dalam
ikatan. Dalam khayalan, makhluk hidup mengabdikan diri di dunia material ini.
Ia diikat oleh hawa nafsu dan keinginannya, namun ia menganggap dirinya
penguasa dunia. Ini disebut khayalan. Bila seseorang sudah mencapai pembebasan,
khayalannya berakhir, dan dengan sukarela ia menyerahkan diri kepada Yang
Mahakuasa untuk bertindak menurut kehendak Beliau. Khayalan terakhir, yaitu
perangkap maya yang terakhir untuk
menangkap makhluk hidup, ialah gagasan bahwa dirinya adalah Tuhan. Makhluk
hidup menganggap dirinya bukan roh terikat lagi, melainkan dirinya Tuhan. Dia
begitu kurang cerdas sehingga dia tidak berpikir bahwa kalau memang benar
dirinya ialah Tuhan, bagaimana mungkin dia berada dalam keragu-raguan?
Kenyataan itu tidak dipikirkannya. Jadi, itulah perangkap khayalan yang
terakhir. Sebenarnya, menjadi bebas dari tenaga yang menyebabkan khayalan
berarti mengerti tentang Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, dan setuju bertindak menurut
perintah Beliau.
Kata moha
sangat penting dalam ayat ini. Moha
menunjukkan sesuatu yang merupakan lawan pengetahuan. Sebenarnya pengetahuan
sejati ialah pengertian bahwa setiap makhluk hidup adalah hamba Tuhan untuk
selamanya. Tetapi makhluk hidup tidak menganggap dirinya dalam kedudukan itu
sebagai hamba, melainkan ia menganggap dirinya penguasa dunia material ini,
sebab ia ingin berkuasa atas alam material. Itulah khayalannya. Khayalan
tersebut dapat diatasi atas karunia Tuhan atau atas karunia seorang penyembah
yang murni. Bila khayalan tersebut sudah berakhir, seseorang setuju bertindak
dalam kesadaran Tuhan.