BAB 17 SLOKA 26 - 27



Kebenaran Mutlak adalah tujuan korban suci bhakti. Kebenaran Mutlak ditunjukkan dengan kata ‘sat’. Pelaksana korban suci seperti itu juga disebut ‘sat’. Segala pekerjaan korban suci, pertapaan dan kedermawanan yang dilaksanakan untuk memuaskan Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa dan setia kepada sifat Mutlak juga disebut ‘sat’, wahai putera Prtha.

PENJELASAN:
Kata-kata prasaste karmani, atau “kewajiban yang ditetapkan", menunjukkan banyak kegiatan yang dianjurkan dalam kesusasteraan Veda merupakan proses-proses penyucian diri, mulai dari saat ayah dan ibu berkumpul untuk mendapatkan anak sampai akhir hidup. Proses tersebut diikuti supaya akhirnya makhluk hidup dapat mencapai pembebasan. Dalam segala kegiatan tersebut, dianjurkan supaya om tat sat diucapkan. Kata-kata sad-bhave dan sadhu-bhave menunjukkan keadaan rohani. Dalam Srimad-Bhagavatam (3.25.25) dikatakan bahwa mata pelajaran rohani menjadi jelas dalam pergaulan dengan para penyembah. Kata-kata yang digunakan dalam hal ini adalah satam prasangat. Seseorang tidak dapat mencapai pengetahuan rohani tanpa pergaulan yang baik. Pada saat menerima seseorang sebagai murid atau memberikan tali suci, kata-kata om tat sat diucapkan. Begitu pula, dalam segala jenis pelaksanaan yajna, Yang Mahakuasa, om tat sat, adalah tujuan. Kata tad-arthiyam juga berarti mempersembahkan bhakti kepada sesuatu yang melambangkan Yang Mahakuasa, termasuk bhakti seperti memasak dan membantu di tempat sembahyang Tuhan, atau jenis pekerjaan lain untuk menyebarkan kebesaran Tuhan. Kata-kata om tat sat yang paling mulia tersebut digunakan dengan berbagai cara untuk menyempurnakan segala kegiatan dan melengkapi segala sesuatu.