Inilah bagian yang paling
rahasia dari Kitab-kitab Veda, wahai yang tidak berdosa, dan sekarang bagian
itu Kuungkapkan. Siapapun yang mengerti ini akan menjadi bijaksana, dan
usaha-usahanya akan mencapai kesempurnaan.
PENJELASAN:
Kepribadian
Tuhan Yang Maha Esa menerangkan dengan jelas di sini bahwa inilah hakekat
segala Kitab Suci yang diwahyukan. Hendaknya seseorang mengerti kenyataan ini
sebagaimana diberikan oleh Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Dengan demikian ia
akan menjadi cerdas dan sempurna dalam pengetahuan rohani. Dengan kata lain,
mengerti filsafat tersebut dari kepribadian Tuhan Yang Maha Esa dan menekuni bhakti rohani kepada
Tuhan Yang Maha Esa, semua orang dapat dibebaskan dari segala pencemaran sifat-sifat
alam material. Pengabdian suci bhakti adalah proses pengertian rohani. Di
mana pun ada bhakti, pencemaran material tidak dapat bertahan bersama
bhakti
itu.
Bhakti
kepada
Tuhan dan Tuhan Sendiri adalah satu dan sama saja, sebab kedua-duanya bersifat
rohani; bhakti dilakukan di bawah
kekuasaan
tenaga dalam dari Tuhan Yang Maha Esa. Dinyatakan bahwa Tuhan Yang Maha Esa
adalah matahari, sedangkan kebodohan disebut kegelapan. Di mana pun ada
matahari, tidak mungkin ada kegelapan. Karena itu, di mana pun ada bhakti yang
dilakukan menurut bimbingan yang benar dari seorang guru kerohanian yang dapat
dipercaya, tidak mungkin ada kebodohan.
Arjuna
disapa dengan kata anagha, dan itu
juga bermakna. Anagha, “Wahai yang
tidak berdosa,” berarti sulit sekali seseorang mengerti tentang Tuhan Yang Maha
Esa kalau ia belum bebas dari segala reaksi dosa. Seseorang harus dibebaskan dari
segala pencemaran, segala kegiatan yang berdosa, baru ia dapat mengerti. Tetapi
bhakti
sangat
suci dan kuat sehingga sekali seseorang menekuni bhakti, dengan sendirinya ia mencapai tingkat
pembebasan dari dosa.
Selama
seseorang melaksanakan bhakti dalam pergaulan dengan para penyembah yang
murni, ada hal-hal tertentu yang perlu dihapus sama sekali. Hal paling penting
yang harus diatasi ialah kelemahan hati. Jatuh untuk pertama kalinya disebabkan
oleh keinginan untuk berkuasa di atas alam material. Karena itulah seseorang
meninggalkan cinta-bhakti rohani kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kelemahan hati kedua ialah bahwa begitu seseorang meningkatkan kecenderungan
untuk berkuasa di atas alam material, ia menjadi terikat pada alam dan rasa
memiliki alam. Masalah-masalah kehidupan disebabkan oleh kelemahan-kelemahan
hati tersebut.