Wahai putera Bharata,
menurut kehidupan seseorang di bawah berbagai sifat alam, ia mengembangkan
jenis kepercayaan tertentu. Dikatakan bahwa makhluk hidup memiliki kepercayaan
tertentu menurut sifat-sifat yang telah diperolehnya.
PENJELASAN:
Semua
orang memiliki jenis kepercayaan tertentu, bagaimanapun kedudukannya. Namun
kepercayaan itu ada yang bersifat baik, nafsu atau kebodohan sesuai sifat yang
diperolehnya. Karena itu, menurut jenis kepercayaan tertentu yang dimilikinya,
ia bergaul dengan orang tertentu. Kenyataan yang sebenarnya ialah bahwa setiap
makhluk hidup pada awal adalah bagian percikan dari Tuhan Yang Maha Esa yang
memiliki sifat yang sama seperti Tuhan Yang Maha Esa. Ini dinyatakan dalam Bab
Lima belas. Karena itu, pada permulaan seseorang melampaui segala sifat alam
material tetapi apabila seseorang melupakan hubungannya kepada Kepribadian Tuhan
Yang Maha Esa dan mengadakan hubungan dengan alam material dalam kehidupan yang
terikat, ia mengembangkan kedudukannya sendiri melalui pergaulan dengan
berbagai jenis alam material. Kepercayaan dan kehidupan yang tidak asli sebagai
akibatnya hanya bersifat material. Walaupun seseorang barangkali diatur oleh
suatu kesan, atau suatu paham hidup, pada
permulaan
ia bersifat nirguna, atau
rohani. Karena itu, seseorang harus disucikan dari pengaruh material yang telah
diperolehnya untuk memperoleh kembali hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Itulah satu-satunya jalan kembali tanpa rasa takut. Kalau seseorang tidak mulai
mengikuti jalan keinsafan diri tersebut, maka pasti ia diatur oleh sifat-sifat
alam.
Kata sraddha atau “kepercayaan”, sangat bermakna di
dalam ayat ini. sraddha, atau
kepercayaan, pada permulaan berasal dari sifat kebaikan. Mungkin seseorang
percaya kepada dewa atau Tuhan yang diciptakan orang atau sesuatu yang dibuat
dalam pikiran. Kepercayaan kuat yang dimiliki seseorang seharusnya menghasilkan
pekerjaan dalam sifat kebaikan material. Tetapi dalam kehidupan terikat yang
bersifat material, tidak ada pekerjaan yang bersifat suci sepenuhnya. Pekerjaan
tersebut bersifat campuran. Pekerjaan itu tidak berada dalam sifat kebaikan
murni. Kebaikan murni bersifat rohani dan melampaui hal-hal duniawi; dalam kebaikan
yang disucikan seseorang dapat memahami sifat sejati Kepribadian Tuhan Yang
Maha Esa. Selama kepercayaan seseorang belum mantap sepenuhnya dalam kebaikan murni
kepercayaan dipengaruhi oleh salah satu sifat alam material. Pencemaran sifat-sifat
alam material tersebar sampai ke hati. Karena itu, menurut kedudukan hati
seseorang berhubungan dengan sifat alam material tertentu, kepercayaannya
dimantapkan. Harus dimengerti bahwa kalau hati seseorang berada dalam sifat
kebaikan, maka kepercayaannya juga berada dalam sifat kebaikan. Kalau hatinya
berada dalam sifat nafsu, maka kepercayaannya pun dalam sifat nafsu. Kalau
hatinya berada dalam sifat kegelapan, khayalan, maka kepercayaan pun dicemari
seperti itu. Karena itu, kita menemukan berbagai jenis kepercayaan di dunia
ini, dan berbagai jenis dharma menurut berbagai
jenis kepercayaan. Prinsip sejati kepercayaan keagamaan berada dalam sifat
kebaikan murni, tetapi oleh karena hati dicemari, kita menemukan berbagai jenis
prinsip keagamaan. Jadi, ada berbagai jenis sembahyang menurut berbagai jenis
kepercayaan.