Apa pun yang dilakukan
sebagai korban suci, kedermawanan maupun pertapaan tanpa keyakinan terhadap
Yang Mahakuasa tidak bersifat kekal, wahai putera Prtha. Kegiatan itu disebut ‘asat’
dan tidak berguna dalam hidup ini maupun dalam penjelmaan yang akan datang.
PENJELASAN:
Apa pun
yang dilakukan tanpa tujuan rohani baik korban suci, kedermawanan maupun
pertapaan tidak berguna. Karena itu, dalam ayat ini dinyatakan bahwa kegiatan
seperti itu menjijikkan. Segala sesuatu harus dilakukan demi Yang Mahakuasa.
Tanpa keyakinan seperti itu dan bimbingan yang benar, tidak pernah ada hasil. Dalam
Kitab-kitab Veda, keyakinan
terhadap Yang Mahakuasa dianjurkan. Tidak seorang pun dapat mencapai sukses
tanpa mengikuti prinsip tersebut.
Dalam keadaan
terikat, orang tertarik untuk sembahyang kepada dewa-dewa, hantu, atau para Yaksa seperti Kuvera. Sifat kebaikan lebih baik dari pada sifat-sifat nafsu dan
kebodohan. Untuk mencapai sukses dengan cara seperti itu, terlebih dahulu
seseorang harus menemukan seorang guru kerohanian yang benar dan dilatih di
bawah bimbingan beliau. Kemudian ia dapat mencapai keyakinan terhadap Yang
Mahakuasa. Apa bila keyakinan tersebut matang, sesudah beberapa waktu, itu
disebut cinta-bhakti kepada Tuhan. Cinta-bhakti tersebut
adalah tujuan utama bagi para makhluk hidup.