BAB 17 SLOKA 04



Orang dalam sifat kebaikan menyembah para dewa; orang dalam sifat nafsu menyembah para raksasa atau orang jahat; dan orang yang berada dalam sifat kebodohan menyembah hantu-hantu dan roh-roh halus.

PENJELASAN:
Diuraikan dengan jelas di sini bahwa orang yang berada dalam sifat nafsu menyembah dan menciptakan dewa-dewa seperti itu, dan orang yang berada dalam sifat kebodohan, dalam kegelapan, menyembah roh-roh orang yang sudah meninggal. Kadang-kadang orang sembahyang di kuburan kepada orang yang sudah meninggal. Sembahyang kepada hubungan suami istri juga dianggap dalam sifat kegelapan. Begitu pula di desa-desa terpencil ada orang yang menyembah hantu. Kami pernah melihat bahwa ada golongan masyarakat yang rendah kadang-kadang pergi ke hutan, dan kalau mereka mengetahui bahwa ada hantu yang tinggal di sebatang pohon, mereka menyembah pohon itu dan mempersembahkan korban-korban. Berbagai jenis sembahyang seperti itu sebenarnya bukan sembahyang kepada Tuhan. Sembahyang kepada Tuhan adalah untuk orang yang mantap secara rohani dalam sifat kebaikan murni. Dalam Srimad-Bhagavatam (4.3.23) dikatakan, sattvam visuddham vasudeva-sabditam: “Bila seseorang mantap dalam kebaikan yang murni, ia menyembah Vasudeva”. Penjelasan ayat ini ialah bahwa orang yang sudah disucikan sepenuhnya dari sifat-sifat alam material dan mantap secara rohani dapat menyembah Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa.

Orang yang tidak mengakui bentuk pribadi Tuhan dianggap berada dalam sifat kebaikan, dan mereka menyembah lima jenis dewa. Mereka menyembah bentuk Visnu yang tidak bersifat pribadi di dunia material, yang dikenal sebagai Visnu yang dijadikan filsafat. Visnu adalah penjelmaan Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, tetapi oleh karena pada hakekatnya orang yang tidak mengakui bentuk pribadi Tuhan, tidak percaya pada Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, mereka membayangkan bahwa bentuk Visnu adalah aspek lain lagi dari Brahman yang tidak bersifat pribadi. Dengan cara yang serupa mereka membayangkan bahwa Dewa Brahma adalah bentuk yang tidak bersifat pribadi dalam sifat nafsu material. Karena itu, kadang-kadang mereka menguraikan lima jenis dewa yang patut disembah. Tetapi oleh karena mereka menganggap kebenaran sejati adalah Brahman yang tidak bersifat pribadi, akhirnya mereka membuang segala obyek yang patut disembah. Sebagai kesimpulan, berbagai sifat alam material dapat disucikan melalui pergaulan dengan pemilik sifat-sifat rohani.